1. Pengertian
Router ini berfungsi
sebagai mengkoneksikan antar jaringan
baik menggunakan kabel ataupun tanpa kabel. Router banyak dimanfaatkan pada
lingkungan perkantoran atau komunitas yang menginginkan pemanfaatan jaringan
internet tidak hanya untuk sebuah komputer saja. Yang di maksud jaringan adalah
hubungan dua atau lebih komputer untuk melakukan komunikasi.
A. Komponen-komponen
router :
1.
Flash
Merupakan lokasi penyimpanan IOS,sifatnya
non volatile dan kapasitas standartnya 32 MB sampai 128 MB.Flash ini dapat
di-upgrade.
2.
ROM
Berisi Boot Up router (BIOS pada
computer).kapasitas standart 2 MB.
3.
CPU
Merupakan otak router yang berfungsi
mejalankan instruksi sistem yaitu inisialisasi, fungsi routing, dan fungsi
logika lainnya.
4.
RAM
Menyimpan seluruh instruksi dan data,
sifatnya volatile. Pada saat boot up IOS di-copy dari ROM. Pada saat file konfigurasi berjalan disebut running
configuration file.
5.
NVRAM
(Non Volatile RAM)
Untuk menyimpan informasi start up. Semua
perubahan perubahan di running-config file pada RAM dan akan hilang saat
restart, untuk menghindari hal tersebut maka harus di copy ke NVRAM.
6.
POWER
SUPPLY
Menyediakan sumber daya DC pada perangkat
lain pada router.
B.
Proses Boot Up
OS pada router disebut IOS yang sifatnya
proprietary. Pada proses boot Up ada empat langkah dasar yaitu :
1. Melakukan POST (Power Self Test Sendiri)
POST adalah
digunakan untuk cek hardware router
2. Memuat program
bootstrap.
Setelah POST, bootstrap akan di-copy dari ROM RAM.
Setelah di RAM, CPU akan mengeksekusi perintah bootstrap, utamanya untuk menentukan lokasi Cisco IOS dan me-load-nya ke RAM
Setelah di RAM, CPU akan mengeksekusi perintah bootstrap, utamanya untuk menentukan lokasi Cisco IOS dan me-load-nya ke RAM
3. Menemukan dan memuat perangkat lunak Cisco IOS.
Umumnya IOS berada
pada memory flash namun juga bisa berada di TFTP (Trivial file transfer
protokol) server.
Jika IOS tdk
ditemukan maka versi kecil dari IOS akan di copy dari ROM ke RAM untuk membantu
diagnose permasakahan.
4. Menemukan dan memuat file konfigurasi startup atau masuk setup
mode.
File konfigurasi
berisi sebagai berikut :
- Routing
information
- Password
- Konfigurasi
lain
C.
Konfigurasi dasar router
1. Memberi
nama router
2. Setting
password
3. Konfigurasi
interface
4. Konfigurasi
benner
5. Penyimpanan
perubahan pada router
6. Verifikasi
konfigurasi dasar dan router operasi siap dijalankan.
Interface router
Konfigurasi LAN
-
Digunakan
untuk menghubungkan router ke jaringan LAN.
-
Memiliki
MAC addres layer 2.
-
Menggunakan
AEP untuk manajemen pengalamatan.
-
Menggunakan
RJ-45
-
Untuk
koneksi ke switch menggunakan menggunakan straight
-
Untuk
koneksi ke router digunakan cross.
Konfigurasi WAN
-
Digunakan
untuk menghubungkan ke jaringan eksternal.
-
MAC
tidak digunakan.
D.
Proses
kerja
Router
dianggap sebagai perangkat layer 3, karena fungsi penentuan forwarding
berdasarkan informasi header layer 3, dalam hal ini IP address. Saat router
menerima paket, IP address tujuan akan dicari. Jika jaringan tujuan tidak
terhubung langsung maka router akan mem-forward ke router lain.
E.
Routing
table
Routing
table adalah sebuah file data pada RAM yang digunakan untuk menyimpan rute
jaringan terhubung langsing (directly connected) dan jaringan tidak terhubung
langsung (remote network). Routing table berisi data hubungan alamat network
dengan next hopnya, dengan demikian router bisa mengirimkan paket secara
optimal. Field next hop dapat berisi alamat router berikutnya atau alamat
interface router itu sendiri.
Directly
connected adalah jaringan terhubung langsung pada salah satu interface router.
Saat interface router dikonfigurasikan dengan ip address maka otomatis menjadi
host jaringan tersebut, dan ditambahkan pada routing table. Remote network
adalah jaringan yang tidak terhubung langsung dengan interface router. Dengan
kata lain jaringan yang bisa dihubungi dengan mengirim paket ke jaringan lain.
Remote network ditambahkan dengan cara manual (static routing) atau secara
dianamis menggunakan dynamic routing protocol.
Routing table dapat diisi dengan dua cara :
1. Static routing (maual).
2. Dynamic routing (otomatis, namun harus
dikonfigurasi protokol yang digunakan).
Sebelum router dikonfigurasi dengan static
routing atau dynamic routing router akan mengetahui dulu jaringan terhubung
langsung (Directly connected). Directly connected sangat penting dalam proses
routing, jalur statis maupun dimamis tidak aka nada tanpanya.
a.
Static
routing
Berisi data network addess dan subnet mask
dari jaringan romote, dilengkapi dengan alamat interface router berikutnya atau
exit interface pada router itu sendiri. Static routing di beri kode S pada
routing table.dan digunakan dalam kondisi sebagai berikut :
-
Jaringan
terhubung ke internet melalui ISP tunggal, maka tidak perlu digunakan dynamic
routing.
-
Jaringan
besar dihubungkan dengan HUB dan SPOKES (ada central dengan banyak kantor
cabang) dimana setiap kantor cabang hanya mempunyai satu hubungan ke HUB
(central).
-
Kumpulan
jaringan yang ingin dihubungkan hanya terdiri dari beberapa router.
b.
Dynamic
routing
Ip
tables juga ditambahkan dengan dynamic routing. Dynamic routing digunakan untuk berbagi informasitenang
reachebility dan status dari remote network. Aktifitas dynamic routing adalah
-
network
discovery
Kemampuan dari routing protokol untuk
berbagi informasi tentang jaringan yang diketahuinya dengan router lainnya yang
menggunakan protokol yang sama. Dengan ini router tidak perlu dikonfigurasi
dengan setiap rute jaringan secara statis (router akan berkomunikasi sendiri).
-
updating
dan maintaining routing table.
Prinsip-prinsip routing table
-
setiap
router mengambil keputusannya sendiri berdasar pada routing table.
-
Setiap
router mempunyai routing table yang berbeda.
-
Routing
information sebuah jaringan satu ke jaringan yang lain belum tentu menyediakan
informasi jalur kebalikannya (missal dari A ke B belum tentu ada jalur dari B
ke A).
Assymetric routing
Karena
router tidak memiliki routing table yang sama ada kemungkinan sebuah paket
dikirim kesebuah jaringan tidak kembali melalui jalur yang sama namun melalui
jalur yang berbeda, hal ini disebut asymmetric routing dan yang umum terjadi
pada protokol BGP. Hal ini mengimplikasikan bahwa seorang mendesain atau
trouble shooting jaringan harus mengecek :
-
Apakah
data path dari source dan destination secara bolak-balik (2 arah).
-
Apakah
path yang diambil sama.
2. Pencarian jalur terbaik
Jenis-jenis Routing protokol :
- Routing Information Protocol (RIP)
Routing protokol
yang menggunakan distance vector yaitu Hop-count adalah menghitung jumlah router
yang ada diantara dirinya dan jaringan tujuan. Maksimum 15 hop. Kekurangan RIP
ini adalah jumlah Host terbatas, tidak memiliki subnet mask, ketika pertama
dijalankan tidak mengetahui topologi
jaringan tempatnya berada melainkan routing dirinya sendiri (informasi lokal),
dan RIP tidak mendukung variable length subnet masking (VLSM). Kelebihan dari
RIP ini menggunakan triggered update, memiliki timmer untuk memberikan
informasi routing.
- Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
IGRP adalah juga protokol distance vector,
IGRP ini untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop count maksimum 250 hop, dan
sebagai metrik menggunakan bandwitch
- Open Shortes Path Firs (OSPF)
OSPF
adalah routing protokol bersifat IGRP (Interrior Gatway Routing Protokol) yaitu
hanya dapa bekerja dalam jaringan internal suatu organisasi. Yang dimaksud
jaringan internal adalah jaringan yang masih bisa dimodifikasi oleh administrator
jaringan, dan jaringan eksternal adalah jaringa yang administrator jaringan
tidak mempunyai hak untuk memodifikasinya lagi.
- Enhance Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
EIGRP
adalah routing protokol yang hanya diadopsi oleh router cisco.
- Border Gatway Protokol (BGP)
BGP
adalah suatu sistem antonomous routing protokol. Sistem antonomous adalah
kelompok jaringan dibawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum.
Penentuan
jalur terbaik memerlukan evaluasi dari banyak jalur yang tersedia, lalu memilih
jalur “terpendek” atau optimal untuk mencapai jaringan tersebut. Jalur terabik
dipilih berdasarkan routing protokol dengan mengevaluasi nilai metric. Sebagian
routing protokol (RIP) menggunakan metode Hop-count yang sedrhana. Protokol
lain seperti OSPF mengevaluasi bandwitch dari jaringan, dan memilih bandwitch
tertinggi.
Metrik
adalah nilai kuantitatifyang digunakan untuk mengukur jarak sebuah rute. Jalur
terbaik adalah yang mempunyai nilai metrik yang terkecil. Tujuan routing protokol
adalah menentukan jalur terbaik tiap ruteuntuk dimasukkan di dalam routing
table. Algoritma routing menghasilkannilai atau metrik untuk tiap jalur pada
jaringan. Metrik dapat sisusun dari satu atau lebih karakteristik jalur.
Dua
jenis metrik yang digunakan beberapa routing protokol adalah :
-
Hop
count
Metode ini menghitung jumlah router yang
harus dilalui paket sebelum sampai ke tujuan. Setiap router bernilai satu hop
-
Bandwitch
Menghitung akumulasi bandwitch teringgi.
Equal
cost load metrik adalah dimana routing table memiliki dua atau lebih nilai
metrik yang sama. Maka router akan melakukan equal cost load balancing dan ini
dapat dikonfigurasi baik pada dynamic protokol dan static routing.
Path determination adalah proses penentuan
jalur yang akan digunakan untuk mengirim paket yang didasarkan pada routing
table. Serta paket forwarding memiliki dua fungsi menentukan jalur dan fungsi
switching. Hasil dari path determination adalah salah satu dibawah ini :
1.
Jaringan
terhubung langsung (directly connected).
Paket
akan dikirim memlalui interface dengan network address yang sama dengan ip
tujuan
2.
Remote
network
Paket akan dikirim melalui router lain.
3.
No
rute determined
Jika jalur tidak ditemukan dan tidak ada
default routing table maka router akan men-drop paket tersebut dan router
mengirim ICMP unreachable pada ip sumber paket. Default routing table adalah
route yang cocok untuk paket yang diterima.
Switching
function adalah Setelah router menentukan exit interface menggunakan path
determination, router mengenkapsulasi paket paket mejadi data link frame yang
sesuai tipe interface. Fungsi switching adalah digunakan router untuk menerima
paket dari satu interface dan memfowardnya ke interface lain.
Hal
yang dilakukan router ketika mendapat paket dari suatu ajringan yang ditujukan
pada jaringan lain :
1.
Mendekapsulasi
paket layer 3, dengan membuang header dan trailer paket 2.
2.
Memeriksa
ip tujuan paket, lalu mencari rute terbaik melalui routing table.
3.
Mengenkapsulasi
paket layer 3 menjadi frame layer 2 dan memfowardnya melalui exit interface.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar