Jumat, 13 April 2012

Konfigurasi dasar Router

1.      Pengertian

              Router ini berfungsi sebagai  mengkoneksikan antar jaringan baik menggunakan kabel ataupun tanpa kabel. Router banyak dimanfaatkan pada lingkungan perkantoran atau komunitas yang menginginkan pemanfaatan jaringan internet tidak hanya untuk sebuah komputer saja. Yang di maksud jaringan adalah hubungan dua atau lebih komputer untuk melakukan komunikasi.

A.      Komponen-komponen router :
1.     Flash
Merupakan lokasi penyimpanan IOS,sifatnya non volatile dan kapasitas standartnya 32 MB sampai 128 MB.Flash ini dapat di-upgrade.

2.     ROM
Berisi Boot Up router (BIOS pada computer).kapasitas standart 2 MB.
3.     CPU
Merupakan otak router yang berfungsi mejalankan instruksi sistem yaitu inisialisasi, fungsi routing, dan fungsi logika lainnya.
4.     RAM
Menyimpan seluruh instruksi dan data, sifatnya volatile. Pada saat boot up IOS di-copy dari ROM. Pada saat  file konfigurasi berjalan disebut running configuration file.
5.     NVRAM (Non Volatile RAM)
Untuk menyimpan informasi start up. Semua perubahan perubahan di running-config file pada RAM dan akan hilang saat restart, untuk menghindari hal tersebut maka harus di copy ke NVRAM.
6.     POWER SUPPLY
Menyediakan sumber daya DC pada perangkat lain pada router.

B.           Proses Boot Up

OS pada router disebut IOS yang sifatnya proprietary. Pada proses boot Up ada empat langkah dasar yaitu :
1.     Melakukan POST (Power Self Test Sendiri)
POST adalah digunakan untuk cek hardware router
2.     Memuat program bootstrap.
Setelah POST, bootstrap akan di-copy dari ROM RAM.
Setelah di RAM, CPU akan mengeksekusi perintah bootstrap, utamanya untuk menentukan lokasi Cisco IOS dan me-load-nya ke RAM
3.     Menemukan dan memuat perangkat lunak Cisco IOS.
Umumnya IOS berada pada memory flash namun juga bisa berada di TFTP (Trivial file transfer protokol) server.
Jika IOS tdk ditemukan maka versi kecil dari IOS akan di copy dari ROM ke RAM untuk membantu diagnose permasakahan.
4.     Menemukan dan memuat file konfigurasi startup atau masuk setup mode.
File konfigurasi berisi sebagai berikut :
-       Routing information
-       Password
-       Konfigurasi lain

C.          Konfigurasi dasar router

1.     Memberi nama router
2.     Setting password
3.     Konfigurasi interface
4.     Konfigurasi benner
5.     Penyimpanan perubahan pada router
6.     Verifikasi konfigurasi dasar dan router operasi siap dijalankan.
Interface router

Konfigurasi LAN
-       Digunakan untuk menghubungkan router ke jaringan LAN.
-       Memiliki MAC addres layer 2.
-       Menggunakan AEP untuk manajemen pengalamatan.
-       Menggunakan RJ-45
-       Untuk koneksi ke switch menggunakan menggunakan straight
-       Untuk koneksi ke router digunakan cross.

Konfigurasi WAN
-       Digunakan untuk menghubungkan ke jaringan eksternal.
-       MAC tidak digunakan.

D.          Proses kerja

            Router dianggap sebagai perangkat layer 3, karena fungsi penentuan forwarding berdasarkan informasi header layer 3, dalam hal ini IP address. Saat router menerima paket, IP address tujuan akan dicari. Jika jaringan tujuan tidak terhubung langsung maka router akan mem-forward ke router lain.

E.           Routing table
           
            Routing table adalah sebuah file data pada RAM yang digunakan untuk menyimpan rute jaringan terhubung langsing (directly connected) dan jaringan tidak terhubung langsung (remote network). Routing table berisi data hubungan alamat network dengan next hopnya, dengan demikian router bisa mengirimkan paket secara optimal. Field next hop dapat berisi alamat router berikutnya atau alamat interface router itu sendiri.
            Directly connected adalah jaringan terhubung langsung pada salah satu interface router. Saat interface router dikonfigurasikan dengan ip address maka otomatis menjadi host jaringan tersebut, dan ditambahkan pada routing table. Remote network adalah jaringan yang tidak terhubung langsung dengan interface router. Dengan kata lain jaringan yang bisa dihubungi dengan mengirim paket ke jaringan lain. Remote network ditambahkan dengan cara manual (static routing) atau secara dianamis menggunakan dynamic routing protocol.
           
Routing table dapat diisi dengan dua cara :
1. Static routing (maual).
2. Dynamic routing (otomatis, namun harus dikonfigurasi protokol yang digunakan).


Sebelum router dikonfigurasi dengan static routing atau dynamic routing router akan mengetahui dulu jaringan terhubung langsung (Directly connected). Directly connected sangat penting dalam proses routing, jalur statis maupun dimamis tidak aka nada tanpanya.

a.     Static routing
Berisi data network addess dan subnet mask dari jaringan romote, dilengkapi dengan alamat interface router berikutnya atau exit interface pada router itu sendiri. Static routing di beri kode S pada routing table.dan digunakan dalam kondisi sebagai berikut :
-       Jaringan terhubung ke internet melalui ISP tunggal, maka tidak perlu digunakan dynamic routing.
-       Jaringan besar dihubungkan dengan HUB dan SPOKES (ada central dengan banyak kantor cabang) dimana setiap kantor cabang hanya mempunyai satu hubungan ke HUB (central).
-       Kumpulan jaringan yang ingin dihubungkan hanya terdiri dari beberapa router.

b.     Dynamic routing
 Ip tables juga ditambahkan dengan dynamic routing. Dynamic routing  digunakan untuk berbagi informasitenang reachebility dan status dari remote network. Aktifitas dynamic routing adalah
-       network discovery
Kemampuan dari routing protokol untuk berbagi informasi tentang jaringan yang diketahuinya dengan router lainnya yang menggunakan protokol yang sama. Dengan ini router tidak perlu dikonfigurasi dengan setiap rute jaringan secara statis (router akan berkomunikasi sendiri).
-       updating dan maintaining routing table.

Prinsip-prinsip routing table
-       setiap router mengambil keputusannya sendiri berdasar pada routing table.
-       Setiap router mempunyai routing table yang berbeda.
-       Routing information sebuah jaringan satu ke jaringan yang lain belum tentu menyediakan informasi jalur kebalikannya (missal dari A ke B belum tentu ada jalur dari B ke A).

Assymetric routing
            Karena router tidak memiliki routing table yang sama ada kemungkinan sebuah paket dikirim kesebuah jaringan tidak kembali melalui jalur yang sama namun melalui jalur yang berbeda, hal ini disebut asymmetric routing dan yang umum terjadi pada protokol BGP. Hal ini mengimplikasikan bahwa seorang mendesain atau trouble shooting jaringan harus mengecek :
-       Apakah data path dari source dan destination secara bolak-balik (2 arah).
-       Apakah path yang diambil sama.

2.  Pencarian jalur terbaik

Jenis-jenis Routing protokol :
  1. Routing Information Protocol (RIP)
Routing protokol yang menggunakan distance vector yaitu Hop-count adalah menghitung jumlah router yang ada diantara dirinya dan jaringan tujuan. Maksimum 15 hop. Kekurangan RIP ini adalah jumlah Host terbatas, tidak memiliki subnet mask, ketika pertama dijalankan tidak mengetahui  topologi jaringan tempatnya berada melainkan routing dirinya sendiri (informasi lokal), dan RIP tidak mendukung variable length subnet masking (VLSM). Kelebihan dari RIP ini menggunakan triggered update, memiliki timmer untuk memberikan informasi routing.

  1. Interior Gateway Routing Protocol (IGRP)
 IGRP adalah juga protokol distance vector, IGRP ini untuk mengatasi kekurangan RIP. Jumlah hop count maksimum 250 hop, dan sebagai metrik menggunakan bandwitch
  1. Open Shortes Path Firs (OSPF)
OSPF adalah routing protokol bersifat IGRP (Interrior Gatway Routing Protokol) yaitu hanya dapa bekerja dalam jaringan internal suatu organisasi. Yang dimaksud jaringan internal adalah jaringan yang masih bisa dimodifikasi oleh administrator jaringan, dan jaringan eksternal adalah jaringa yang administrator jaringan tidak mempunyai hak untuk memodifikasinya lagi.
  1. Enhance Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP)
EIGRP adalah routing protokol yang hanya diadopsi oleh router cisco.
  1. Border Gatway Protokol (BGP)
BGP adalah suatu sistem antonomous routing protokol. Sistem antonomous adalah kelompok jaringan dibawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum.

            Penentuan jalur terbaik memerlukan evaluasi dari banyak jalur yang tersedia, lalu memilih jalur “terpendek” atau optimal untuk mencapai jaringan tersebut. Jalur terabik dipilih berdasarkan routing protokol dengan mengevaluasi nilai metric. Sebagian routing protokol (RIP) menggunakan metode Hop-count yang sedrhana. Protokol lain seperti OSPF mengevaluasi bandwitch dari jaringan, dan memilih bandwitch tertinggi.
            Metrik adalah nilai kuantitatifyang digunakan untuk mengukur jarak sebuah rute. Jalur terbaik adalah yang mempunyai nilai metrik yang terkecil. Tujuan routing protokol adalah menentukan jalur terbaik tiap ruteuntuk dimasukkan di dalam routing table. Algoritma routing menghasilkannilai atau metrik untuk tiap jalur pada jaringan. Metrik dapat sisusun dari satu atau lebih karakteristik jalur.
            Dua jenis metrik yang digunakan beberapa routing protokol adalah :
-       Hop count
Metode ini menghitung jumlah router yang harus dilalui paket sebelum sampai ke tujuan. Setiap router bernilai satu hop
-       Bandwitch
Menghitung akumulasi bandwitch teringgi.

            Equal cost load metrik adalah dimana routing table memiliki dua atau lebih nilai metrik yang sama. Maka router akan melakukan equal cost load balancing dan ini dapat dikonfigurasi baik pada dynamic protokol dan static routing.
Path determination adalah proses penentuan jalur yang akan digunakan untuk mengirim paket yang didasarkan pada routing table. Serta paket forwarding memiliki dua fungsi menentukan jalur dan fungsi switching. Hasil dari path determination adalah salah satu dibawah ini :
1.     Jaringan terhubung langsung (directly connected).
 Paket akan dikirim memlalui interface dengan network address yang sama dengan ip tujuan
2.     Remote network
Paket akan dikirim melalui router lain.
3.     No rute determined
Jika jalur tidak ditemukan dan tidak ada default routing table maka router akan men-drop paket tersebut dan router mengirim ICMP unreachable pada ip sumber paket. Default routing table adalah route yang cocok untuk paket yang diterima.

            Switching function adalah Setelah router menentukan exit interface menggunakan path determination, router mengenkapsulasi paket paket mejadi data link frame yang sesuai tipe interface. Fungsi switching adalah digunakan router untuk menerima paket dari satu interface dan memfowardnya ke interface lain.
            Hal yang dilakukan router ketika mendapat paket dari suatu ajringan yang ditujukan pada jaringan lain :
1.     Mendekapsulasi paket layer 3, dengan membuang header dan trailer paket 2.
2.     Memeriksa ip tujuan paket, lalu mencari rute terbaik melalui routing table.
3.     Mengenkapsulasi paket layer 3 menjadi frame layer 2 dan memfowardnya melalui exit interface.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar